Jumat, 15 Oktober 2010

Kerajinan Kerang Diminati Pejabat

Kerajinan Kerang Diminati Pejabat
JAMBI - Kekayaan sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai peluang usaha belum sepenuhnya membuahkan hasil memuaskan. Seperti terlihat olahan tangan terampil perajin pada pusat promosi usaha kecil dan menengah milik Pemkab Tanjab Timur Kota Jambi yang terletak di Jalan Sudirman, Thehok.
Tari (22), penjaga pusat promosi ini mengatakan, barang yang tersedia merupakan hasil industri rumah tangga dan usaha kecil. Saat ini, sejumlah produk unggulan belum dikirimkan dari Tanjab Timur. Meski banyak kerajinan yang menarik, namun belum cukup menarik perhatian konsumen. “Tidak begitu ramai, tetapi pembeli cukup banyak terutama dari para ibu-ibu pejabat yang mengetahui produk ini,” terangnya.
Kerajinan ini berupa hasil laut seperti kerang, minyak kelapa, souvenir dari batok kelapa, tas dari pandan hingga bunga dari kulit jagung. “Kalau dari pembeli sini tidak banyak datang, justru dari para pejabat yang datang membeli untuk oleh-oleh, belinya juga banyak,” terangnya.
Untuk barang kerajinan hasil industri rumah tangga dan kecil ditawar dengan harga yang relatif murah. Untuk bunga dari kulit jagung ditawarkan per tangkai. Harga bunga kulit jagung besar Rp 25.000, ukuran sedang Rp 17.500 dan yang kecil Rp 12.000. Sedangkan harga kerajinan kerang dijual dengan harga bervariasi. “Harga semua murah, kalau untuk tas cantik tempat koran cuma Rp 25.000,” tambahnya.
Untuk meluaskan jangkauan pasar, pemkab terus melakukan promosi, salah satu targetnya adalah mal. Ada banyak produk unggulan yang bisa dipromosikan, seperti kerajinan rotan, pandan, bambu, hasil laut seprti udang, kerang, gula kristal, madu, hingga minyak kelapa dan kripik pisang. Semuanya dari industri rumah tangga. “Gula kristal, mahkota dewa, dan madu banyak peminatnya, sedangkan minyak kelapa banyak manfaatnya untuk obat berbagai penyakit,” tandasnya.

http://www.jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com_content&view=article&id=10463:kerajinan-kerang-diminati-pejabat&catid=6:ekobis&Itemid=8

Mengenal Kerajinan Batik Kayu Bobung

Apabila selama ini orang mengenal batik dengan kain sebagai medianya, membatik dengan media kayu tentulah menjadi hal yang cukup unik. Jika tertarik, para perajin di Dusun Bobung, Desa Putat, Kecamatan Patuk, tak segan berbagi ilmu dan keterampilan membatik kayu kepada wisatawan yang berkunjung. Pengrajin kayu siap melakukannya.
Bermula dari pertanian, kini sawah menjadi sambilan. Begitulah kehidupan penduduk Bobung saat ini. Setelah mengembangkan kerajinan topeng batik kayu sejak pertengahan tahun 1980-an, kini penduduk dusun yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Gunung Kidul, itu mulai memetik hasilnya. Kerajinan batik kayu dari Bobung tidak hanya dikenal di Indonesia, namun juga sudah mendunia. Barang kerajinan ini terus berkembang.

Kegiatan pembuatan barang kerajinan berbahan baku kayu semakin meningkat. Wisatawan yang mampir ke perajin-perajin yang ada di Bobung dapat melihat dari dekat, bahkan ikut belajar mengerjakan kerajinan kayu yang akan dibeli. Hampir setiap penduduk dusun yang terletak lebih kurang 30 kilometer arah timur Kota Yogyakarta ini mahir membuat kerajinan dari kayu, tak terkecuali anak-anak yang baru duduk di bangku taman kanak-kanak atau sekolah dasar.
Kerajinan batik kayu di Bobung berawal dari kebutuhan topeng kayu untuk lakon-lakon dalam seni tari Topeng Panji yang berkembang di dusun ini sejak tahun 1960-an. Tari tersebut merupakan pengembangan dari seni pedalangan yang meng-hadirkan topeng sebagai media berkesenian. Pengrajin kerajinan ini giat membuat produk. Sunan Kalijaga merupakan pencipta topeng dari kayu yang kemudian dikenal sebagai topeng Panji itu, dengan cerita yang diambil dari pakem wayang Gedog.
Selain dipergunakan untuk pementasan, Paguyuban Tari Topeng Panji yang pertama-tama memproduksi topeng kayu dengan karakter lakon- lakon klasik seperti Rama, Sinta, Panji, dan Hanoman juga menjualnya ke luar desa. Meskipun tidak langsung disukai pasar, lama-kelamaan penggemar topeng kayu bermotif batik dari Bobung semakin banyak. Selain bentuk topengnya khas, mirip dengan penggambaran tokoh wayang purwa yang matanya tertarik ke atas dengan hidung lancip, motif batik yang mendasari pewarnaan topeng menambah nilai keindahan hasil kerajinan dusun yang letaknya sekitar 1,5 km dari Jalan Raya Wonosari ini.
Selain berkeliling ruang pajang atau ruang pamer yang dipenuhi berbagai hasil kerajinan kayu dalam bermacam bentuk, wisatawan dapat mengunjungi bengkel kerja perajin setempat dan ikut dalam proses pembuatan topeng atau bentuk kerajinan lainnya. Tidak seperti sejumlah sentra kerajinan lain yang sudah menerapkan sistem ban berjalan dalam berproduksi, proses pembu-atan topeng batik kayu atau kerajinan kayu lainnya di Bobung dikerjakan oleh satu orang. Setiap perajin, termasuk anak-anak, mampu mengerjakan tahapan pembuatan kerajinan kayu, mulai dari memilih bahan baku, memecah kayu, menggambar, hingga memahat atau mengukirnya.
Agar proses kerja kelompok bergulir, hasil kerajinan tangan yang sudah jadi namun masih belum diberi motif batik dan warna dikerjakan oleh perajin lain yang punya spesialisasi membatik dan mencat. Proses yang dilakukan pengrajin kerajinan yaitu proses pembatikan topeng atau bentuk lainnya itu tak jauh beda dengan membatik kain. Setelah pengrajin barang kerajinan melakukan proses molani atau mendesain batik di atas kayu, tahap membatik pun dimulai. Setelah selesai dibatik, proses nglorot atau menghilangkan lapisan lilin dilakukan agar seluruh motif batik terlihat jelas. Pengecatan kerajinan biasanya menjadi sentuhan akhir pada hasil seni itu.
Model kerajinan tangan inipun tidak terbatas pada bentuk topeng klasik, tapi juga sudah bervariasi dengan bentuk kreasi lain. Model binatang seperti kura-kura, gajah, atau katak pun digemari pasar. Meskipun pengrajin barang kerajinan mampu berproduksi dalam jumlah ribuan, tapi satu hal yang pasti, semua produk kerajinan kayu dari Bobung dijamin merupakan hasil buatan tangan alias "hand made", bukan produksi pabrikan.

http://kamissore.blogspot.com/2009/02/mengenal-kerajinan-batik-kayu-bobung.html

Rasa Unik Bakso Keju Pak Min

KOMPAS.com — Sebagian orang tentu pernah menikmati lezatnya semangkuk bakso. Ya, makanan ini memang mudah kita jumpai di mana saja, mulai dari tukang bakso keliling hingga restoran mewah.
Beragam kreasi pun terus dikembangkan hingga aneka hidangan bakso bisa menjadi pilihan kita, sebut saja bakso malang, bakso tenis, bakso gepeng, bakso rusuk, bakso daging sapi, dan sederet aneka bakso lainnya. Namun, pernahkah Anda mencoba lezatnya bakso keju?

Mungkin terasa janggal di telinga kita. Namun, begitu Anda mencobanya bisa dipastikan akan ketagihan. Dengan dibalut serat daging sapi, sebuah bakso sebesar kepalan tangan orang dewasa itu disajikan lengkap dengan sawi dan bawang goreng yang renyah. Setelah itu, pembeli bisa menambahkan saus dan sedikit kecap, kemudian siaplah hidangan istimewa itu disantap.

Tatkala bakso "bongsor" itu dibelah dan dikunyah dengan seruputan kuah kaldu sapi yang begitu menggoda, uihh.. kenikmatan itu benar-benar terasa. Soalnya, lidah benar-benar dimanjakan dengan gurihnya keju. Ingar-bingar kenikmatan bakso keju tak sampai di sini, gigitan demi gigitan juga akan semakin terasa nikmat dengan tersajinya sawi setengah matang. Untuk semangkuk bakso ini pembeli hanya cukup mengeluarkan kocek Rp 8.000.

Selain bakso keju, Warung Bakso milik Pak Min ini juga menyediakan sejumlah aneka bakso lainnya, seperti bakso sosis, bakso telur, dan bakso daging sapi. Harganya juga dipatok sama, yakni Rp 8.000. "Selama ini bakso hanya memberikan rasa daging sapi saja. Kalau pun kombinasi paling-paling cuma telur saja. Tapi di sini keju dan sosis menjadi pilihan rasa yang ditawarkan kepada pengunjung," kata Pak Min.

Pemilik dengan nama asli Muhaimin itu menuturkan, ide membuat bakso keju ini berawal dari percobaannya membuat rasa bakso yang khas. Lalu, ia mencoba membubuhkan keju di dalam adonan bakso, setelah dicicipi rasanya sangat nikmat. Kemudian, ia membuat bakso besar dengan isi keju, hasilnya malah semakin mantap. Dan ia pun memberanikan diri menjual kreasinya kepada masyarakat, ternyata cukup diminati.

Tak mau pembelinya hanya terpaku pada kenikmatan bakso keju saja, ia pun kembali berkreasi dengan sosis. Dan pengunjung pun cukup antusias karena merasakan kenikmatannya. "Buktinya banyak orang yang datang ke sini untuk merasakan bakso isi keju dan bakso isi sosis buatan saya. Bahkan pernah ada orang yang meminta saya untuk mengajarkan cara membuat bakso isi keju dan sosis ini. Tapi namanya resep rahasia, saya menolaknya demi kesuksesan warung bakso ini," tutur Pak Min.

Meski meraup sukses dengan menyajikan bakso keju dan sosis, namun Pak Min tak mau gegabah untuk menambah kreasinya. Sebab, ia harus memastikan hasil kreasinya itu benar-benar aman untuk dikonsumsi. "Yah ga tau besok, kalau ada rasa lain yang lebih enak dan aman untuk dikonsumsi, kenapa tidak kita coba? Entah itu nanas, coklat, atau apalah rasa yang lainnya," jelas Pak Min..

Lezatnya bakso keju Pak Min ini diakui Erna (25). Ia mengaku setiap seminggu sekali tak pernah melewakan untuk menikmati bakso yang berada di Jl Baru Pondok Kopi, Jakarta Timur, ini. Erna mengatakan, kombinasi unik di dalam bakso keju membuat dirinya ketagihan. Dan selama ini ia mengaku tidak ada efek samping. "Bakso ini memang enak, selama ini saya nggak ada keluhan. Soalnya, keju kan sering kita makan juga kalau pas makan roti keju," kelakarnya.

http://megapolitan.kompas.com/read/2009/06/08/08251273/Rasa.Unik.Bakso.Keju.Pak.Min

Bakmi Jawa Si Pemuas Rindu

KOMPAS.com - Masakan dari kampung sering bikin kangen para perantau. Jika belum sempat kembali ke kampung, makanan itu bisa jadi pengobat rindu. Salah satu makanan yang kerap bikin kangen adalah bakmi jawa.
Barangkali ada puluhan warung yang menjajakan bakmi jawa di Ibu Kota. Setiap warung menawarkan bakmi dengan olahan khas dari Jawa lengkap dengan serangkaian suasana guna mengingatkan pelanggan akan kampung halaman.
Di kawasan Jalan Penjernihan hingga Pejompongan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, minimal ada dua warung yang menjajakan bakmi jawa, yakni rumah makan (RM) Bakmi Jawa dan Bumen Jaya. Keduanya menghadirkan menu bakmi goreng, bakmi rebus, dan nasi goreng sebagai menu andalan. Tentu saja, hidangan dimasak dengan sentuhan khas masakan Jawa.
RM Bakmi Jawa berlokasi sekitar 100 meter setelah perempatan Karet Bivak. Sajian bakmi jawa merupakan campuran dari mi kuning basah dan sedikit bihun. Bakmi dipadu bumbu, seperti bawang merah, bawang putih, dan kemiri, serta dicampur telur plus suwiran daging ayam kampung. Harga seporsi bakmi Rp 15.000.
Pembeli yang ingin mengenang kenikmatan ayam kampung boleh memesan tambahan daging, mulai dari kepala ayam, paha, atau brutu. Ada pula uritan atau bakal telur serta rempela ati. Tidak hanya itu. Sebagai teman makan bakmi, ada tempe dan tahu bacem serta sate telur puyuh. Emping berukuran jumbo juga tersedia sebagai teman menyantap bakmi. Selain bakmi goreng, ada pula sajian bakmi rebus dengan sedikit kuah kental.
Beragam minuman juga ditawarkan sebagai pelepas rindu dengan kampung halaman. Sebut saja wedang ronde, bajigur, atau wedang jahe.
”Menu di rumah makan ini khas Jawa. Resep dan cara memasak bakmi juga dipertahankan sejak dulu. Begitu juga dengan minuman yang kami tawarkan juga khas Jawa sehingga kami tidak menjual minuman bersoda,” ucap Selly, karyawan di rumah makan itu.
”Nyemek”
Rumah makan lain yang juga menyajikan menu bakmi jawa adalah Bumen Jaya, sekitar 100 meter selepas rel kereta api Pejompongan. Rumah makan yang buka pukul 12.00 hingga 01.00 itu didesain seperti rumah makan bakmi jawa pada umumnya, yakni menaruh gerobak bakmi di muka rumah makan. Proses pembuatan bakmi menjadi satu ”hiburan” khas bagi para pembeli.
Selain menu bakmi goreng dan bakmi kuah, rumah makan itu menawarkan menu bakmi nyemek. Bakmi nyemek ini dibuat seperti bakmi kuah, tetapi tidak berkuah.
Bumbu bakmi di Bumen Jaya ini dibuat khas, hasil temuan pendirinya, almarhum Mohammad Anwar Sanusi. ”Untuk memasak bumbu, diperlukan waktu 4-5 jam,” kata Yani, putri Anwar.
Jika Bakmi Jawa dan Bumen Jaya sangat kental dengan suasana Jawa, berbeda dengan Sagoo di Mal Kelapa Gading I. Restoran yang mengusung tema peranakan ini menawarkan dua resep bakmi jawa hasil warisan leluhur pemilik Sagoo Kitchen di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ada dua jenis bakmi jawa di Sagoo Kitchen, yakni Mee Djawa dan Mee Petroek. Keduanya tersaji dalam dua pilihan, yakni nyemek atau goreng.
Walau keduanya mi jawa, rasa dan penampilannya agak berbeda. Mee Djawa berbumbu lebih ringan dengan taburan bawang goreng. Tanpa suwiran daging ayam, hanya kocokan telur, irisan kubis, daun bawang, dan irisan cabai yang mewarnai mi kuning bertekstur halus ini.
Sementara itu, Mee Petroek memakai mi yang lebih besar, seperti mi medan dan bumbu lebih kental. Walau keduanya disajikan panas, konsumen dapat segera menyantapnya karena mi jawa itu terhidang dalam piring keramik biru berdiameter cukup lebar sehingga uap panas cepat menghilang.
Mi jawa yang tidak kalah terkenal adalah Bakmie Jogja Japé Méthé. Warung mi itu memiliki lebih dari 10 cabang di Jakarta, Tangerang, dan Bandung.
Menu andalan warung itu adalah bakmi goreng, nasi goreng, bihun goreng, menu magelangan, yakni nasi goreng campur bakmi, bakmi campur godok, bihun godok dan bakmi godok.
Para pelanggan selalu meminati hidangan bakmi godok itu karena selalu tersaji panas, baru selesai dimasak. Bakmi dimasak di atas anglo, kompor tanah liat berbahan bakar arang.

http://megapolitan.kompas.com/read/2010/03/22/14272272/Bakmi.Jawa.Si.Pemuas.Rindu

Sabtu, 09 Oktober 2010

Creative Marketing Ideas: PHYSICAL EVIDENCE

Creative Marketing Ideas: PHYSICAL EVIDENCE

 Salah satu bauran pemasaran yang sangat diperlukan selain 4P (product, price, place, promotion), adalah Physical Evidence atau bukti fisik. Contoh bukti fisik yang dapat diterapkan dalam iklan shampo yang kreatif dapat dilihat pada contoh iklan berikut ini:
shampo.jpg




 http://fraimarketing.com/index.php?option=com_content&task=view&id=224&Itemid=1

Proses distribusi

Dalam proses distribusi barang, dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) kategori jenis barang yang akan didistribusikan, yakni :

  1. Barang dengan status melalui penyimpanan di gudang sebelum didistribusikan ke unit.
  2. Barang dengan status tidak melalui penyimpanan di gudang sebelum didistribusikan ke unit. Status barang seperti ini sangat tidak memungkinkan untuk disimpan di gudang, mengingat jenis barang tersebut sangat rentan rusak apabila tidak disimpan ditempat yang sesuai dengan kondisinya dan / atau menyangkut jenis barang berat dan klasifikasi barang lain yang memerlukan perlakuan khusus.

PROSES DISTRIBUSI BARANG

a.      Prosedur Umum

-          Bagian Distribusi dalam melaksanakan proses distribusi barang ke unit hanya berpedoman pada PPB (Perintah Pengiriman Barang) yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang.
-          Unit hanya menerima barang yang dikirim oleh staf Distribusi UPT Logistik, atau dalam kondisi khusus, unit dapat menerima barang yang dikirim oleh penyedia barang yang didampingi oleh staf Distribusi UPT Logistik. Jika barang dikirim langsung penyedia barang, maka unit harus menolak barang tersebut.
-          Yang dijadikan acuan oleh unit kerja dalam proses penerimaan barang dari UPT Logistik adalah Dokumen Jalur Pengadaan dan / atau Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijziing).

b.   Proses Distribusi Barang Dengan Status Melalui Penyimpanan di Gudang

  1. Bagian Distribusi melakukan proses pengiriman barang dengan membawa Bukti Serah Terima Barang.
  2. Barang disampaikan kepada perwakilan dari unit yang ditunjuk oleh Pimpinan Unit. Sebelum dilaksanakan proses penerimaan barang oleh unit, bagian Distribusi harus meminta perwakilan unit untuk memeriksa seluruh barang. Apabila barang yang dikirim oleh bagian Distribusi kepada unit menyertakan garansi atau jaminan masa purna jual, maka bagian Distribusi harus memberitahukan kepada unit perihal adanya garansi atau jaminan masa purna jual, disertai informasi masa berlaku dan proses klaim atas garansi atau jaminan masa purna jual barang dimaksud.
  3. Setelah diperiksa oleh perwakilan unit, apabila barang dinyatakan telah sesuai dengan spesifikasi barang yang dibutuhkan oleh unit, selanjutnya dilakukan proses serah terima barang dari bagian Distribusi kepada unit, ditandai dengan penandatanganan bukti serah terima barang. Selanjutnya 1 (satu) rangkap bukti serah terima barang, diserahkan kepada perwakilan unit.


  1. Apabila setelah diperiksa oleh perwakilan unit, ternyata barang tidak sesuai dengan spesifikasi barang yang dibutuhkan oleh unit, maka unit dapat mengajukan penolakan barang. Penolakan barang oleh unit kerja dapat disebabkan oleh faktor : barang tidak sesuai kuantitas (jumlah), barang tidak sesuai spesifikasi dan barang tidak berfungsi.
  2. Apabila barang yang ditolak unit telah diganti oleh penyedia barang, selanjutnya barang pengganti didistribusikan ke unit sesuai SOP Pengiriman Barang ke Unit.

c.   Proses Distribusi Barang Dengan Status Barang Tidak Melalui Penyimpanan di Gudang

1.      Apabila bagian Gudang telah menerima barang dari penyedia barang sesuai prosedur yang berlaku, selanjutnya bagian Gudang berkoordinasi dengan bagian Distribusi perihal penitipan barang-barang tersebut ke masing-masing unit yang bertindak selaku pengguna dari barang-barang dimaksud.
2.      Bagian Distribusi meminta perwakilan unit untuk memeriksa spesifikasi Barang. Apabila barang menyertakan garansi atau jaminan masa purna jual, maka bagian Distribusi harus memberitahukan kepada unit perihal adanya garansi atau jaminan masa purna jual, disertai informasi masa berlaku dan proses klaim atas garansi atau jaminan masa purna jual barang dimaksud.
3.      Setelah diperiksa oleh perwakilan unit, apabila barang dinyatakan telah sesuai dengan spesifikasi barang yang dibutuhkan oleh unit, selanjutnya dilakukan proses serah terima barang dari bagian Gudang kepada unit, ditandai dengan penandatanganan bukti serah terima barang. Selanjutnya 1 (satu) rangkap daftar pengiriman barang ke unit.
4.      Apabila setelah diperiksa oleh perwakilan unit, ternyata barang tidak sesuai dengan spesifikasi barang yang dibutuhkan oleh unit, maka unit dapat mengajukan penolakan barang. Penolakan barang oleh unit kerja dapat disebabkan oleh faktor : barang tidak sesuai kuantitas (jumlah), barang tidak sesuai spesifikasi dan barang tidak berfungsi.
5.      Apabila barang yang ditolak unit telah diganti oleh penyedia barang, selanjutnya barang pengganti harus didistribusikan ke unit sesuai SOP Pengiriman Barang ke Unit.

http://logistik.itb.ac.id/Web_Pengadaan/Lokakarya/SOP.htm

Jalur Proses produk

Sistem Informasi Pola Pembiayaan/
Lending Model Usaha Kecil

KERAJINAN TAS KULIT

ASPEK PEMASARAN
JALUR PEMASARAN PRODUK
Pemasaran produk kulit di Tanggulangin umumnya dibedakan dalam dua bentuk. Pertama adalah penjualan langsung, baik melalui toko-toko, counter di Tanggulangin ataupun melalui agen-agen dari pengusaha yang bersangkutan. Kedua adalah melalui pesanan. Untuk penjualan langsung ternyata kurang memberikan keuntungan karena tidak cepat laku. Omzet terbesar di dapat dari pesanan.
Proses pemasaran dimulai dari pilihan konsumen. Konsumen yang dalam hal ini adalah pemesan memilih salah satu desain produk atau juga bisa juga memiliki desainnya sendiri kemudian memesan produk pada pengrajin. Jika pesanan dalam jumlah besar, maka pengrajin akan membuat model terlebih dahulu dan kemudian diberikan kepada pemesan untuk melihat hasil tersebut. Jika pemesan cocok, maka akan dibuat kontrak untuk menyelesaikan seluruh pesanan.
Dalam memilih merk, pemesan juga bisa memilih untuk menggunakan merk dari pengrajin (beberapa pengrajin memiliki merk sendiri dan telah dipatenkan), tanpa merk, atau juga bisa menggunakan merk si pemesan sendiri. Produk yang telah selesai bisa diambil pemesan atau juga bisa diantarkan oleh pihak pengrajin. Ongkos kirim bisa ditanggung pemesan, atau dibebankan pada harga pokok produksi. Gambar berikut ini menunjukkan proses pemasaran produk dari produsen (pengrajin) sampai ke tangan konsumen.
Gambar 3.1. Proses pemasaran produk dari produsen (pengrajin) sampai ke tangan konsumen.
Gambar 3.2 dibawah ini menunjukkan proses konsumen dalam memperoleh produk yang diinginkan.
Gambar 3.2: Proses konsumen dalam memperoleh produk

 http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=4&no=51108&idrb=45301